Son Heung-min Resmi Akhiri Satu Dekade Bersama Tottenham Hotspur
Sorajabar.com, Bandung - Selasa malam ini, di tengah udara agak dingin khas awal Agustus, saya masih memproses fakta bahwa Son Heung-min akhirnya resmi mengakhiri kebersamaannya dengan Tottenham Hotspur. Sepuluh tahun, sejak 2015, ia membela klub London Utara itu. Bukan angka kecil untuk sepak bola modern, apalagi di era rotasi pemain super cepat seperti sekarang.
Son, yang dikenal fans sebagai “Sunny” atau “Sonny”, tampil 454 kali, mencetak 173 gol, dan kalau hitungan ini benar ya sekitar 101 assist di semua kompetisi. Angka ini bukan sekadar statistik kering; ini rekam jejak seorang pemain yang konsisten jadi andalan. Bahkan di musim terakhirnya, 2024–25, ia membantu Spurs meraih trofi UEFA Europa League pertama dalam 17 tahun dengan sumbangan 11 gol.
Upacara perpisahannya? Wah, suasananya emosional sekali. Di Seoul, saat laga persahabatan melawan Newcastle, ia masuk sebagai kapten, keluar dengan guard of honour. Fans berdiri, tepuk tangan panjang, dan ia menerima bola kenang-kenangan. Saya jadi ingat liputan pamitnya Ledley King dulu beda generasi, tapi vibe emosinya mirip.
Menurut keterangan pihak klub, keputusan ini sepenuhnya datang dari Son, yang merasa waktunya tepat untuk mencari tantangan baru. Dalam konferensi pers, ia bahkan bilang ini keputusan paling sulit dalam kariernya (atau lebih tepatnya, salah satu yang paling sulit, mengingat dia juga pernah hadapi cedera serius 2019).
Sementara itu, angka-angka yang ia torehkan juga spesial di Premier League. Musim 2023–24, Son jadi top skor Spurs dengan 17 gol. Dia pemain Asia pertama yang mencapai level itu di Inggris eh, atau di Eropa Barat ya? (akan dicek ulang).
Lalu, soal masa depannya. Kalau tidak ada aral melintang, Son akan terbang ke Los Angeles tanggal 5 Agustus untuk menyelesaikan transfer ke LAFC. Nilainya? Diperkirakan $20–25 juta rekor tertinggi dalam sejarah MLS. Itu lebih dari £15 juta kalau pakai kurs sekarang. Menurut pelatih LAFC, Steve Cherundolo, siapa pun klubnya pasti mau punya Son. Tapi, pihak LAFC belum kasih pengumuman resmi (mungkin menunggu tanda tangan terakhir).
Dampak kepergiannya buat Spurs? Besar sekali. Sektor kiri serangan mereka jadi kosong. Nama Rodrygo Goes dari Real Madrid mulai disebut-sebut sebagai pengganti, tapi ini baru rumor. Thomas Frank, manajer baru Spurs, kelihatannya lebih fokus ke persiapan Liga Champions musim depan ketimbang buru-buru cari striker baru.
Balik lagi ke Son saya ingat, liputan pertama saya soal dia itu di awal musim 2016–17, saat ia cetak brace melawan Middlesbrough. Waktu itu, banyak yang bilang dia hanya pemain “pelengkap” Harry Kane. Nyatanya, dia berkembang jadi ikon klub. Mengingatkan saya pada kasus Dirk Kuyt di Liverpool pekerja keras yang akhirnya dicintai fans.
Yang menarik untuk dicatat, gaya bermain Son selalu memadukan kecepatan, naluri gol, dan kerendahan hati. Jarang pemain bintang yang bisa tetap rendah hati meski jadi kapten dan wajah klub.
Jadi, kalau mau dirangkum:
- Penampilan: 454 kali
- Gol: 173
- Assist: ±101
- Trofi: UEFA Europa League 2025
- Pamit: Guard of honour di Seoul
- Klub baru: LAFC (pending administrasi)
- Nilai transfer: $20–25 juta, rekor MLS
Eh sebentar saya lupa mention, fans Spurs di media sosial tadi sore bikin tagar #ThankYouSon trending di beberapa negara. Banyak yang share foto selebrasi “kacamata” ikoniknya. Mungkin nanti, di LA, kita bakal lihat versi baru selebrasi itu dengan latar stadion berbeda.
Apapun, ini penutup yang layak untuk satu dekade penuh dedikasi. Selamat jalan, Son. Bandung malam ini agak terasa seperti White Hart Lane di 2017 penuh nostalgia.
Ikuti terus berita terbaru Jawa Barat hanya di Sorajabar.com